Gelandangan Tewas Dalam Keadaan Bersujud!

Posted by Nge-Baca on Kamis, 16 Juli 2015


Isi Klaim :

"Gelandangan Tewas Dalam Keadaan Bersujud

Seorang tunawisma ditemukan telah tak bernyawa di sebuah rumah yang tak terpakai. Rumah yang telah lama kosong itu memang sering dijadikan tempat tidur bagi para tunawisma. Kematian kakek tunawisma itu sontak membuat warga berdatangan untuk melihatnya.

Banyak warga yang melihatnya lantaran meninggalnya yang tidak biasa. Ya kakek itu meninggal dalam keadaan bersujud. Kuat dugaan bahwa beliau tewas ketika sedang shalat.

"Posisinya bersujud seperti orang sedang shalat. Kemungkinan besar dia wafat ketika sedang shalat" ungkap salah seorang warga.

Namun ada yang ganjil pada kakek itu. Tak ada satupun identitas yang beliau miliki. Tak ada KTP ataupun nama yang menjelaskan asal kakek itu.

"Dia tidak punya KTP, namanya pun kami tidak tau. Para warga pun tidak ada yang tau nama beliau." ungkap salah satu warga.

"Namun dia sering lewat sini dan tidur di depan rumah yang sudah lama kosong itu, beliau kadang-kadang juga mulung botol bekas. Gak nyangka kalau kakek itu meninggal ketika sedang shalat. Subhanallah beliau wafat dalam keadaan baik" imbuhnya

Meninggal ketika shalat merupakan suatu keajaiban. Meninggal khusnul khotimah berarti meninggal dalam keadaan baik."


Hoax atau Fakta :
Mix antara Fakta dan Hoax.

Analisis :

Pada tanggal 14 Juli 2015 (Pukul 14.28 WIB) akun Facebook Umi Ani Widiati memposting sebuah gambar dengan disertai kalimat yang membuat kami penasaran, karena dalam status tersebut disebutkan seorang kakek tewas mengenaskan dalam posisi bersujud, tetapi foto tersebut sangat familiar. Dalam status juga dicantumkan sebuah alamat blog yang dengan isi konten sesuai klaim di atas.

"Kakek tunawisma ini tewas dalam posisi bersujud.. Subhanallah..
Semoga yg Like & Share wafatnya juga khusnul khotimah.. Aminn

Namun ada yg aneh pada kematian kakek ini, apa itu?
Baca selengkapnya di -->http://newsadres.blogspot.com/2015/07/gelandangan-tewas-dalam-keadaan-bersujud.html?m=1"



http://web.archive.org/web/20150716133726/http://newsadres.blogspot.com/2015/07/gelandangan-tewas-dalam-keadaan-bersujud.html

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1583536998628914&set=a.1420853618230587.1073741827.100009178889189&type=1

Namun apa yang disebutkan dalam klaim tersebut sebagian terlalu mengada-ada dan tidak akurat. Faktanya yang kami temukan, gambar atau foto itu adalah jenazah Mbah Maridjan (yang meninggal saat Gunung Merapi Meletus). Beberapa masyarakat di Yogyakarta tidak berkenan atas klaim tersebut. Bukan karena syirik/musyrik (mendewakan seorang mbah marijan), tetapi karena beliau diklaim sebagai "Gelandangan atau Tunawisma," sejatinya Mbah Mardijan adalah seorang Abdi Dalam juga Juru Kunci Gunung Merapi, yang sayang dihormati Masyarakat Yogyakarta.

Detik-detik Evakuasi Jenazah Mbah Marijan pasca meletusnya Gunung Merapi (26 Oktober 2010), dokumentasi oleh TV-One dan direkam ulang oleh akun achmad teguh (Pareanom Community) yang dapat Anda simak melalui YouTube :



https://www.youtube.com/watch?v=TNJ6mtO0Btg

Foto-foto Jenazah Mbah Maridjan :





Tentang Mbah Maridjan :

Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Maridjan (nama asli: Mas Penewu Surakso Hargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, 5 Februari 1927 – meninggal di Sleman, 26 Oktober 2010 pada umur 83 tahun) adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando darinya untuk mengungsi.



Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982.

Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, gunung Merapi kembali meletus disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah Maridjan bermukim. Jasad Mbah Maridjan ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya telah meninggal dunia, umumnya kondisi korban yang ditemukan mengalami luka bakar serius. Jenazah tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan pada tanggal 27 Oktober 2010.

Almarhum Mbah Maridjan, mendapat penghargaan Anugerah Budaya 2011 dari Pemerintahan Provinsi DIY, dalam kategori pelestari adat dan tradisi. Pemberian penghargaan dilakukan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Ikhsanuri, pada tanggal 29 November 2011, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta.

Kami, segenap Keluarga Besar Indonesian Hoaxes Community, memohon maaf yang sebesar-besarnya jika artikel ini tidak berkenan di hati para pembaca (khususnya Masyarakat Yogyakarta). Tidak ada motivasi untuk melecehkan, artikel ini kami rilis hanya untuk mengedukasi pengguna internet agar lebih bijak dalam menyaring informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

CMIIW and Typo.
Sikapi dengan bijak, semoga bermanfaat.
Salam Internet Sehat!



Referensi :
  • http://www.thejakartapost.com/news/2001/02/02/039mbah039-maridjan-keeps-faith-mt-merapi.html
  • http://regional.kompas.com/read/2010/10/26/20494640/Merapi.Meletus.sejak.Pukul.17.02
  • http://regional.kompas.com/read/2010/10/26/18575824/Merapi.Meletus..Warga.Panik-4
  • http://www.detiknews.com/read/2010/10/27/073115/1476147/10/mbah-maridjan-ditemukan-meninggal-dunia-dalam-posisi-sujud-di-dapur
  • http://regional.kompas.com/read/2011/11/29/21293331/Mbah.Maridjan.Dapat.Anugerah.Budaya.2011
  • http://inet.detik.com/read/2010/10/27/104859/1476308/398/foto-jenazah-mbah-maridjan-lagi-sujud-ramaikan-internet
  • Dari berbagai sumber

Blog, Updated at: 07.10

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.