Beberapa waktu lalu beredar riuh tentang rumah paku, rumah yang penghuninya menolak dipindahkan atau digusur karena ganti rugi yang tidak memadai atau oleh sebab lain. Sehingga rumah tersebut tak punya tetangga dan terasing sendirian ditengah lingkungan baru.
Tak hanya rumah, di beberapa tempat seperti Amerika Serikat dan China juga terjadi kasus serupa, namun bukan rumah melainkan kuburan atau makam. Dan inilah makam-makam paku atau biasa disebut Nail Graves tersebut:
Makam Paku di Indiana Amerika Serikat
Jika Anda sedang berkendara di tengah East County Roaf 400 South, tepatnya di dekat kota Amity di negara bagian Indiana Amerika serikat, Anda akan menemukan gundukan tanah di tengah jalan di sepanjang jalan yang beraspal. Gundukan tanah itu adalah sebuah makam kuno yang tetap dibiarkan dan tidak dipindahkan.
Orang yang dikuburkan di tengah jalan tersebut adalah seorang perempuan bernama Nancy Kerlin Barnet yang meninggal pada tahun 1831. Ada cerita menarik tentang perempuan ini. Ia menikah dengan William Barnett pada usia yang masih sangat muda, 14 tahun. Perempuan yang lahir tahun 1793 ini meninggal pada usia 39 tahun.
Ia dimakamkan di sebuah bukit kecil yang terlantar, salah satu tempat favoritnya. Sebenarnya dia dimakamkan di tempat ini tidak sendirian. Beberapa orang yang meninggal dimakamkan di tempat itu, sehingga lama-lama menjadi sebuah tempat pemakaman yang kecil.
Waktu berlalu dan penguasa setempat memutuskan untuk membuat jalan raya yang membelah makam, sehingga makam-makam harus dipindahkan. Salah satu anak Nancy keberatan untuk memindahkan makam ibunya. Dia mempertahankannya habis-habisan dengan berdiri di atas makam dengan membawa senjata untuk melindunginya.
Ternyata pengembang jalan tidak keberatan untuk tetap mempertahankan makam Nancy. Sampai sekarang makam ini kemungkinan adalah satu-satunya makam di Amerika yang berada di tengah-tengah jalan raya.
Makam Paku di Taiyuan, China
Pekerja konstruksi di Kota Taiyuan, membangun sebuah gedung pencakar langit baru di sekitar makam setelah sebuah keluarga menolak untuk memindahkan makam leluhur mereka.
Gundukan makam saat di foto ini memiliki tinggi 10m (33ft), dengan nisan tunggal di atas, duduk di tengah-tengah dari situs konstruksi yang sibuk. Makam satu ini tetap berdiri setelah pengembang membeli pemakaman dan membayar penduduk setempat untuk memindahkan makam-makam nenek moyang mereka.
Namun, satu keluarga menolak, meskipun ditawarkan 1.000.000 yuan ($ 160.454) sebagai kompensasi atas tanah. Keluarga sedang menunggu hari yang lebih menguntungkan untuk menggali dan memindahkan kerangka leluhur mereka. Tawaran itu ditolak pada bulan Desember 2012, dan gundukan pemakaman masih berdiri di lokasi konstruksi.
Makam Paku di Jiangxi, China.
Gambar diatas adalah sebuah makam milik ibu seorang petani yang bernama Zhang Rongsheng yang telah meninggal pada usia 56 tahun. Seperti kasus-kasus penggusuran yang mengatasnamakan kepentingan umum, ganti rugi yang ditawarkan selalu lebih rendah dibanding harga pasar.
Begitu juga yang dialami Zhang, petani sederhana ini menolak memindaahkan makam ibu, ayah dan satu saudaranya. Zhang meminta uang ganti rugi kepada pemerintah sebesar enam ratus ribu yuan.
Seperti yang dilansir media lokal pengerjaan jalan sepanjang 363 meter ini rencananya akan selesai tahun ini. Namun makam keluarga Zhang masih berada di lokasi. Belum ada kesepakatan antara Zhang dan pihak yang membangun jalan ini.
Makam Keramat di Proyek Reklamasi, Batam
Komplek makam dan masjid di dekat Pelabuhan Batu Ampar, Batam diduga tak bisa dibongkar karena memiliki kekuatan atau tuah. Sebagian warga meyakini masjid dan makam itu keramat. Dugaan itu setelah melihat sepotong bukit dengan hamparan seluas 5 ribu hektare tempat makam dan masjid itu masih tersisa dari pengerukan. Bagian bukit lainnya sudah dikeruk untuk proyek reklamasi.
Menurut warga, Ada beberapa makam keramat di sini, makam para tetua. Makam-makam ini sudah ada sejak dahulu.
Beberapa makam keramat dan masjid itu berada di atas bukit dengan ketinggian 30 meter. Posisi makam itu berada di atas sebuah potongan bukit.
Sedangkan di sisi bagian bawah bukit sudah diratakan dengan alat berat. Tapi yang di bukit tidak diratakan, apa karena keramat sehingga alat berat rusak, atau memang tidak bisa diganggu?
Baca Juga:
Dari Berbagai Sumber
0 komentar:
Posting Komentar