Boikot Barcode Produk Israel Pada Pembalut Wanita!

Posted by Nge-Baca on Kamis, 09 Juli 2015


Isi Klaim :

"Kabar duka untuk kita umat Islam Nandang Burhanudin, Wartawan Palestina membocorkan strategi pemerintah zionis Israel untuk menebar VIRUS AIDS disetiap pembalut wanita.

Produk tersebut akan ditulis: 'Made in Kingdom of Saudi Arabia', namun sebenarnya produk Israel.

Targetnya adalah:

1. Membunuhi wanita-wanita Arab dan umat Islam yang sangat subur melahirkan anak-anak.

2. Memperburuk citra muslimah, karena ternyata terkena virus HIV/AIDS dalam keluarga yang menghormati norma-norma Islam.

Dimana lazimnya kaum hawa saat ini, selalu menggunakan pembalut saat haid. Ketika itulah virus akan menebar dan bercampur darah saat digunakan dalam waktu yang melebihi 30 menit. Akhirnya virus HIVpun akan menjangkiti pengguna.

Semoga Allah melindungi kita semua. Amin...
Jangan lupa kalau beli barang dengan barcode 729 jangan dibeli, itu made in Israel, BOIKOT!!
Tolong bantu Share berita ini. Thanks. Untuk para laki-laki infokan kepada saudara atau teman perempuan"

"Untuk teman2 facebokku awas dalam pembelian pembalut wanita yang berkode 729 jangan dibeli karena produk ini dari informasi yang saya dapat telah diberi virus HIV/AIDS dalam 30 menit darah tercampur dengan virus langsung si virus masuk ke dalam tubuh. Informasi lebih lengkap kunjungi google tentang pembalut wanita"

"Nandang Burhanudin, Wartawan Palestina membocorkan strategi pemerintah Zionis Israel untuk menebar virus Aids di setiap pembalut wanita. Produk tersebut akan ditulis: “Made In Kingdom of Saudi Arabia”, namun sebenarnya produk Israel. Targetnya adalah ; 1. Membunuhi wanita-wanita Arab dan umat Islam yang sangat subur melahirkan anak-anak. 2. Memperburuk citra muslimah, karena ternyata terkena virus HIV/Aids dalam keluarga yang menghormati norma-norma Islam. Dimana lazimnya kaum Hawa saat ini, selalu menggunakan pembalut saat haid. Ketika itulah virus akan menebar dan bercampur darah saat digunakan dalam waktu melebihi 30 menit. Akhirnya virus HIV pun akan menjangkiti pengguna."


Hoax atau Fakta :
Mix antara Hoax dan Fakta.

Analisis :

Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan imbauan aksi boikot produk melalui Media Sosial dan Broadcast (BC) melalui BlackBerry Messanger, yang menyatakan salah satu wartawan dari Palestina, Nandang Burhanuddin, membocorkan strategi pemerintah Israel untuk menebar virus AIDS bagi setiap perempuan. Tidak terkecuali para muslimah (perempuan muslim).

Strategi tersebut berupa produk pembalut bagi perempuan saat masa haid, dimana pada pembalut tersebut sudah terpasang virus HIV akan menebar dan bercampur dengan darah para pemakai dalam waktu melebihi 30 menit. Sehingga virus itupun akan menjangkiti pengguna pembalut.

Selain itu, pada produk tersebut tertulis 'Made in Kingdom of Saudi Arabia'. Tetapi sebenarnya merupakan produk asli negara Zionis, Israel yang memasang target pada kaum perempuan.

'Targetnya adalah membunuh wanita-wanita Arab dan umat Islam, yang sangat subur melahirkan anak-anak' tulis broadcast tersebut.

Selain itu, target lainnya yakni memperburuk citra wanita muslimah. Sebab terkena HIV AIDS dalam keluarga muslim merupakan aib luar biasa. Apalagi dalam keluarga yang menghormati norma-norma Islam.

'Jangan lupa kalau beli barang dengan barcode 729 jangan dibeli, itu made in Israel, BOIKOT!! Tolong bantu Share berita ini. Thanks,' pintanya.

Selain itu, dalam pesan tersebut juga menghimbau agar para pengguna BlackBerry Messanger dan Jejaring Sosial menginformasikan kepada sejumlah pengguna lain. Khususnya bagi para pria untuk disebarkan kepada saudara peremuan maupun sahabat perempuan. 'Semoga Allah melindungi kita semua. Amin' tertulis di pesan tersebut.

Imbauan boikot produk dengan Barcode angka 729 disebarkan setidaknya sejak tahun 2013 lalu, sebagaimana (contoh klaim) yang dituliskan oleh seorang blogger munawa3atworld pada tanggal 8 September 2013 di situs blognya, akun Asosiasi Bekam Indonesia pada tanggal 18 September 2013 di Facebook, akun THE GREAT BACHELOR pada tanggal 16 Juli 2014 di Forum Carigold.com, akun qinoqi tanggal 26 Juli 2014 di Forum Kaskus, situs web Soffah pada tanggal 11 September 2014 di situs webnya, dan akun Ceel Fikri pada Tanggal 21 Mei 2015 di Jejaring sosial Facebook :


http://munawa3atworld.blogspot.com/2013/09/blog-post_9938.html


https://www.facebook.com/asosiasibekamindonesia/photos/a.585354728146258.141252.583770154971382/702245283123868/?type=1&permPage=1

http://munawa3atworld.blogspot.com/2013/09/blog-post_9938.html


http://www.carigold.com/portal/forums/showthread.php?p=20352111


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10204629062668234&set=a.2773813906247.2122571.1285033811&type=1&permPage=1


http://www.soffah.net/2014/09/program-zionis-terbaru-penyebaran-aids.html


http://www.kaskus.co.id/thread/53d36c74a3cb17a3758b4790/istael-sebar-virus-aids-lewat-pembalut

Mengenai Barcode, adalah fakta bahwa Barcode tersebut untuk Negara Israel, Anda bisa melihatnya dari screenshot daftar Barcode berikut :


http://www.adams1.com/upccode.html#countrycode

Mengenai Boikot produk terhadap Barcode negara tertentu, maaf bukan wilayah kami untuk membahas hal tersebut. Namun, rumor bahwa adanya strategi negara tertentu yang menyebarkan Virus HIV/AIDS ke dalam produk pembalut adalah informasi yang salah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Fakta Mengenai HIV/AIDS :

HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau dalam bahasa Indonesia 'Virus Imunodifisiensi Manusia' adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.

Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik. Ini menyebabkan penurunan pada angka CD4 Sel T.

Di tahun 2014, the Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan penanggulangan HIV/AIDS. Pasien baru meningkat 47 persen sejak 2005. Kematian akibat AIDS di Indonesia masih tinggi, karena hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV). Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu sebanyak 640.000 orang, setelah China dan India, karena ketiga negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak. Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0,43 persen atau masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen.

Pada tahun 1983, Jean Claude Chermann dan Françoise Barré-Sinoussi dari Perancis berhasil mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita sindrom limfadenopati. Pada awalnya, virus itu disebut ALV (lymphadenopathy-associated virus) Bersama dengan Luc Montagnier, mereka membuktikan bahwa virus tersebut merupakan penyebab AIDS. Pada awal tahun 1984, Robert Gallo dari Amerika Serikat juga meneliti tentang virus penyebab AIDS yang disebut HTLV-III. Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa ALV dan HTLV-III merupakan virus yang sama dan pada tahun 1986, istilah yang digunakan untuk menyebut virus tersebut adalah HIV, atau lebih spesifik lagi disebut HIV-1.

Tidak lama setelah HIV-1 ditemukan, suatu subtipe baru ditemukan di Portugal dari pasien yang berasal dari Afrika Barat dan kemudian disebut HIV-2. Melalui kloning dan analisis sekuens (susunan genetik), HIV-2 memiliki perbedaan sebesar 55% dari HIV-1 dan secara antigenik berbeda. Perbedaan terbesar lainnya antara kedua strain (galur) virus tersebut terletak pada glikoprotein selubung. Penelitian lanjutan memperkirakan bahwa HIV-2 berasal dari SIV (retrovirus yang menginfeksi primata) karena adanya kemiripan sekuens dan reaksi silang antara antibodi terhadap kedua jenis virus tersebut.

Pohon kekerabatan (filogenetik) yang menunjukkan kedekatan SIV dan HIV.

Kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia (HIV-1 dan -2) pada mulanya berasal dari Afrika barat dan tengah, berpindah dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis. HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte. Sedangkan, HIV-2 merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda (SIVsmm), ditemukan pada Sooty mangabey, monyet dunia lama Guinea-Bissau. Sebagian besar infeksi HIV di dunia disebabkan oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah menular dibandingkan HIV-2. Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat.

Berdasarkan susunan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu M, N, dan O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang tergabung di dalamnya. Namun, kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse. HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda-beda.

Apabila beberapa virus HIV dengan subtipe yang berbeda menginfeksi satu individu yang sama, maka akan terjadi bentuk rekombinan sirkulasi (circulating recombinant forms - CRF). Bagian dari genom beberapa subtipe HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu genom utuh yang baru. Bentuk rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah rekombinan AG dari Afrika tengah dan barat, kemudian rekombinan AGI dari Yunani dan Siprus, kemudian rekombinan AB dari Rusia dan AE dari Asia tenggara. Dari seluruh infeksi HIV yang terjadi di dunia, sebanyak 47% kasus disebabkan oleh subtipe C, 27% berupa CRF02_AG, 12,3% berupa subtipe B, 5.3% adalah subtipe D dan 3.2% merupakan CRF AE, sedangkan sisanya berasal dari subtipe dan CRF lain.

Struktur HIV.

Seperti virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan memanfaatkan sel inang. Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan partikel virus (virion) dengan reseptor pada permukaan sel inang, di antaranya adalah CD4, CXCR5, dan CXCR5. Sel-sel yang menjadi target HIV adalah sel dendritik, sel T, dan makrofaga. Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan kulit dalam (mukosa) penis, vagina, dan oral yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV. Selain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke aliran darah dan masuk serta bereplikasi di noda limpa.

Setelah menempel, selubung virus akan melebur (fusi) dengan membran sel sehingga isi partikel virus akan terlepas di dalam sel. Selanjutnya, enzim transkriptase balik yang dimiliki HIV akan mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi DNA. Kemudian, DNA virus akan dibawa ke inti sel manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi dengan DNA manusia. DNA virus yang menyisip di DNA manusia disebut sebagai provirus dan dapat bertahan cukup lama di dalam sel. Saat sel teraktivasi, enzim-enzim tertentu yang dimiliki sel inang akan memproses provirus sama dengan DNA manusia, yaitu diubah menjadi mRNA. Kemudian, mRNA akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan untuk membuat protein dan enzim HIV. Sebagian RNA dari provirus yang merupakan genom RNA virus. Bagian genom RNA tersebut akan dirakit dengan protein dan enzim hingga menjadi virus utuh. Pada tahap perakitan ini, enzim protease virus berperan penting untuk memotong protein panjang menjadi bagian pendek yang menyusun inti virus. Apabila HIV utuh telah matang, maka virus tersebut dapat keluar dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya. Proses pengeluaran virus tersebut melalui pertunasan (budding), di mana virus akan mendapatkan selubung dari membran permukaan sel inang.


Pada saat paling awalpun deteksi HIV dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah, walaupun tidak ada gejala apapun. Pada tahap kedua telah ada gejala klinis, misalnya kulitnya jelek, gatal-gatal dan batuk pilek seperti flu biasa. Pada tahap ketiga akan mengalami penurunan berat badan dan terkena TBC. Dan pada tahap keempat telah mengalami komplikasi, sulit disembuhkan dan biasanya diikuti dengan kematian.

Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu tes PCR, tes antibodi HIV, dan tes antigen HIV. Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia. Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-time PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya.

Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang murah dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan urin. Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat (rapid test) untuk mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur dengan larutan tertentu. Kemudian, kepingan alat uji (test strip) dimasukkan dan apabila menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99.6%, namun semua hasil positif harus dikonfirmasi kembali dengan ELISA. Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut adalah Western blot.

Tes antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah. Tes antibodi dan tes antigen digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih awal. Tes ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap HIV terbentuk.

HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak membran mukosa atau jaringan yang terlukan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. Cairan tertentu itu meliputi darah, semen, sekresi vagina, dan ASI. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi, serta paparan pekerjaan.

Menurut data WHO, pada tahun 1983-1995, sebanyak 70-80% penularan HIV dilakukan melalui hubungan heteroseksual, sedangkan 5-10% terjadi melalui hubungan homoseksual. Kontak seksual melalui vagina dan anal memiliki resiko yang lebih besar untuk menularkan HIV dibandingkan dengan kontak seks secara oral. Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan resiko penularan melalui hubungan seksual adalah kehadiran penyakit menular seksual, kuantitas beban virus, penggunaan douche. Seseorang yang menderita penyakit menular seksual lain (contohnya: sifilis, herpes genitali, kencing nanah, dsb.) akan lebih mudah menerima dan menularkan HIV kepada orang lain yang berhubungan seksual dengannya. Beban virus merupakan jumlah virus aktif yang ada di dalam tubuh. Penularah HIV tertinggi terjadi selama masa awal dan akhir infeksi HIV karena beban virus paling tinggi pada waku tersebut. Pada rentan waktu tersebut, beberapa orang hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali. Penggunaan douche dapat meningkatkan resiko penularan HIV karena menghancurkan bakteri baik di sekitar vagina dan anus yang memiliki fungsi proteksi. Selain itu, penggunaan douche setelah berhubungan seksual dapat menekan bakteri penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh dan mengakibatkan infeksi.

Pencegahan HIV melalui hubungan seksual dapat dilakukan dengan tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan kondom. Cara pencegahan lainnya adalah dengan melakukan hubungan seks tanpa menimbulkan paparan cairan tubuh. Untuk menurunkan beban virus di dalam saluran kelamin dan darah, dapat digunakan terapi anti-retroviral.

Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui infeksi in utero, saat proses persalinan, dan melalui pemberian ASI. Beberapa faktor maternal dan eksternal lainnya dapat mempengaruhi transmisi HIV ke bayi, di antaranya banyaknya virus dan sel imun pada trisemester pertama, kelahiran prematur, dan lain-lain. Penurunan sel imun (CD4+) pada ibu dan tingginya RNA virus dapat meningkatkan resiko penularan HIV dari ibu ke anak. Selain itu, sebuah studi pada wanita hamil di Malawi dan AS juga menyebutkan bahwa kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko infeksi HIV. Risiko penularan perinatal dapat dilakukan dengan persalinan secara caesar, tidak memberikan ASI, dan pemberian AZT pada masa akhir kehamilan dan setelah kelahiran bayi. Di sebagian negara berkembang, pencegahan pemberian ASI dari penderita HIV/AIDS kepada bayi menghadapi kesulitan karena harga susu formula sebagai pengganti relatif mahal. Selain itu, para ibu juga harus memiliki akses ke air bersih dan memahami cara mempersiapan susu formula yang tepat.

Cara efektif lain untuk penyebaran virus ini adalah melalui penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi, terutama di negara-negara yang kesulitan dalam sterilisasi alat kesehatan. Bagi pengguna obat intravena (dimasukkan melalui pembuluh darah), HIV dapat dicegah dengan menggunakan jarum dan alat suntik yang bersih. Penularan HIV melalui transplantasi dan transfusi hanya menjadi penyebab sebagian kecil kasus HIV di dunia (3-5%). Hal ini pun dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan produk darah dan transplan sebelum didonorkan dan menghindari donor yang memiliki resiko tinggi terinfeksi HIV.

Penularan dari pasien ke petugas kesehatan yang merawatnya juga sangat jarang terjadi (< 0.0001% dari keseluruhan kasus di dunia). Hal ini dicegah dengan memeberikan pengajaran atau edukasi kepada petugas kesehatan, pemakaian pakaian pelindung, sarung tangan, dan pembuangan alat dan bahan yang telah terkontaminasi sesuai dengan prosedur. Pada tahun 2005, sempat diusulkan untuk melakukan sunat dalam rangka pencegahan HIV. Namun menurut WHO, tindakan pencegahan tersebut masih terlalu awal untuk direkomendasikan. Ada beberapa jalur penularan yang ditakutkan dapat menyebarkan HIV, yaitu melalui ludah, gigitan nyamuk, dan kontak sehari-hari (berjabat tangan, terekspos batuk dan bersin dari penderita HIV, menggunakan toilet dan alat makan bersama, berpelukan). Namun, CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) menyatakan bahwa aktivitas tersebut tidak mengakibatkan penularan HIV. Beberapa aktivitas lain yang sangat jarang menyebabkan penularan HIV adalah melalui gigitan manusia dan beberapa tipe ciuman tertentu. Sub-Sahara Afrika tetap merupakan daerah yang paling parah terkena HIV di antara kaum perempuan hamil pada usia 15-24 tahun di sejumlah negara di sana. Ini diduga disebabkan oleh banyaknya penyakit kelamin, praktik menoreh tubuh, transfusi darah, dan buruknya tingkat kesehatan dan gizi di sana.

dr. Raehanul Bahraen, alumni Fakultas Kedokteran UGM sekaligus penulis KesehatanMuslim.com menyebutkan :

"Tidak semudah itu menanam virus di pembalut, virus juga memiliki media tertentu untuk hidup dan diisolasi. Pada keadaan tertentu virus akan mati, selain itu dipembalut tidak ada pelindung khusus agar virus tidak keluar dan menyebar bebas".

http://kesehatanmuslim.com/hoax-menanam-virus-hiv-pada-pembalut-wanita/

Menurut Yuli Simarmata, manager program Business Coalition On AIDS (IBCA), memberikan informasi berikut :

"Banyak yang berpendapat, jika seseorang terkena virus HIV sudah pasti AIDS, padahal ini mitos. Faktanya, penderita HIV membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengidap AIDS. Bahkan berbilang tahun untuk menjadi penderita AIDS mematikan. Untuk mengetahui bagaimana cara penularan dan mengatasi virus ini menyebar melalui berbagai cara, sebagai berikut:

1. Melalui cairan darah

Melalui transfusi darah atau produk darah yg sudah tercemar HIV. Dengan pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna narkotika suntikan.

2. Cairan sperma dan cairan vagina

Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam vagina atau anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.

3. Melalui air susu ibu (ASI)

Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30 persen, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif."

http://gaya.tempo.co/read/news/2014/12/02/060625753/kenali-cara-penularan-utama-hiv-aids

Jadi, HIV (Human Immunodeficiency Virus menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dengan cara menyerang sel darah putih, yang bernama sel CD4, sehingga bisa merusak kekebalan tubuh. Akibatnya, manusia tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit, sekalipun itu penyakit ringan. AIDS merupakan dampak atau efek dari perkembangan virus HIV.

Virus HIV hanya bisa menginfeksi lewat penularan langsung atau direct infection. Waktu kematian virus ini tergantung dari cepat atau lambat keringnya media pengantar virus tersebut (dalam hal ini darah atau cairan sperma). Sebagai contoh, jika ada setetes darah penderita HIV jatuh ke lantai dan langsung kering, seiring dengan keringnya darah, virus HIV juga ikut mati. Virus HIV tidak mudah untuk bertahan hidup di luar tubuh inangnya, ini juga sekaligus menepis anggapan bahwa penyakit HIV/AIDS bisa menular dengan mudah, seperti yang diklaim oleh beberapa orang penyebar Hoax HIV/AIDS.

Penelusuran Klaim :

Kembali kepada rumor klaim di atas, disebutkan nama Nandang Burhanudin. Dalam penelusuran kami, nama tersebut memang ada, beliau adalah seorang penulis di Dakwatuna.com, VoaIslam.com, Islamedia.co dan MediaFitrahRabbani.com


https://www.facebook.com/pages/Nandang-BUrhanudin/371350799643668

http://www.dakwatuna.com/author/nandang-burhanudin-lc/

Update : Hingga artikel ini dirilis, Bapak Nandang Burhanudin masih kami minta untuk klarifikasi mengenai klaim ini.

Informasi palsu lain tentang Pembalut Wanita terkait Kanker, bisa Anda temukan pada artikel kami di Facebook atau Blog Indonesian Hoaxes :

https://www.facebook.com/IndonesianHoaxes/photos/a.706244416094758.1073741828.705618876157312/850037645048767/?type=1

https://www.facebook.com/IndonesianHoaxes/photos/a.706244416094758.1073741828.705618876157312/721833304535869/?type=1&permPage=1

http://blog.indonesianhoaxes.com/2014/11/pembalut-dan-tampon-mengandung-zat-kimia-berbahaya-penyebab-kanker.html

CMIIW and Typo.
Semoga Bermanfaat, Salam Internet Sehat!



Referensi :
  • http://www.ericdigests.org/pre-9212/hiv.htm
  • http://gaya.tempo.co/read/news/2014/12/02/060625753/kenali-cara-penularan-utama-hiv-aids
  • http://kesehatanmuslim.com/hoax-menanam-virus-hiv-pada-pembalut-wanita/
  • http://www.niaid.nih.gov/daids/
  • http://www.oraquick.com/
  • Dari berbagai sumber

Blog, Updated at: 22.16

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.