Penampilan Jokowi yang Cukup Memalukan!

Posted by Nge-Baca on Senin, 09 Februari 2015


Isi Klaim :

"Penampilan Jokowi yang Cukup Memalukan


Berawal dari satu postingan foto teman di Facebook yang cukup mengejutkan, saya pun menelusuri informasinya lebih lanjut. Dan saya menemukan sumber aslinya di The Brunei Times.

Aihh… kok bisa ya Jokowi tidak menyadari penampilannya yang cukup memalukan itu? Bertambah heran lagi mengapa istrinya, petugas “wardrobe” kepresidenan dan orang-orang di sekitarnya tidak mengingatkan kancing pakaian Jokowi yang terlihat jelas begitu, terkesan urakan.

Padahal penampilan itu sifatnya sangat penting loh, apalagi Jokowi sedang mewakili 250 jutaan rakyat NKRI dalam pertemuan resmi dengan Brunei

Hajo Adam dan Adam Galinsky dari Norwestern University pernah melakukan studi terkait penampilan ini. Dari hasil penelitian, mereka menyimpulkan bahwa cara berpakaian/penampilan secara harfiah bisa menggambarkan karakter seseorang, “Clothes Makes The Man” (Psychology Today)."



Haaahhh…

Ngeri-ngeri sedap juga jika nanti ada yang mengatakan penampilan Presiden Jokowi dalam acara resmi itu menggambarkan karakter rakyat NKRI.

Kita tunggu saja bagaimana penjelasan beliau atau petugas terkait mengenai penampilan beliau yang cukup memalukan ini. Meski, paling-paling yang disalahkan si anu dan si ini, atau akan ada yang bilang namanya juga manusia, kan bisa khilaf…

Heuheuheu…

[-Rahmad Agus Koto-]

Jokowi-JK dan Aku
"


Hoax atau Fakta :
Fakta dengan informasi yang salah.

Analisis :

Rumor Presiden Indonesia, Joko Widodo (atau biasa disebut Jokowi) yang diklaim salah dalam mengenakan Jas menjadi hit (populer) di internet karena tulisan salah satu akun Kompasiana, Rahmat Agus Koto, yang berjudul 'Penampilan Jokowi Yang Cukup Memalukan'.

Link : http://sosok.kompasiana.com/2015/02/08/penampilan-jokowi-yang-cukup-memalukan-700651.html

Selain itu, ada 2 (dua artikel) di Rima News yang bercerita tetang pandangan pengguna internet terhadap foto dan rumor yang beredar tentang cara berpakaian Jokowi. Foto tersebut benar dan fakta, namun informasi yang diberikan nampaknya adalah sebuah kesalahan dalam penafsiran.

Link : http://gayahidup.rimanews.com/feminin/read/20150209/195544/Kancing-Jas-Terlepas-Jokowi-Butuh-Penasihat-Fashion-

Link : http://nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20150209/195443/Kancing-Jas-Terlepas-Jokowi-Dicibir-Netizen-



Singkat saja, dalam hal berpakaian yang baik dan benar (sesuai etika). Untuk kategori Jas, menutup semua kancing itu ternyata adalah salah. Sesuai dengan etika berbusana, berikut adalah informasi yang benar :

1. Untuk Jas berkancing 2 (dua), maka tutuplah 1 (satu) bagian kancing paling atas (biarkan kancing paling bawah terbuka).
2. Dan apabila Jas berkancing 3 (tiga), maka tutuplah 2 (dua) bagian kancing atas dan tengah (biarkan kancing paling bawah terbuka). Opsi lain untuk poin 2, jika Jas berkancing 3 (tiga), kancing bagian paling atas boleh dibuka, kancing bagian tengah ditutup, dan kancing bagian paling bawah dibuka.


Link : http://www.blacklapel.com/thecompass/two-button-or-three-button-suit/

Untuk diketahui, bahwa kancing Jas 'paling bawah' umumnya harus selalu terbuka.

Seperti yang kami kutip dari Business Insider :

The Basic Rules Of Buttoning A Suit Jacket :


"One-button jackets :

Single-breasted one-button jackets are becoming more common (and the classic choice for Black Tie) , and should always be buttoned when standing. You may unbutton when seated.

Two-button jackets :

* Conventional way to button a two-button jacket is to button the top button and leave the lower undone. A few possible exceptions:
* Men who like a very long lapel sometimes button the lower button and fold the lapel all the way down past the top buttonhole.
* An unusually high-stance jacket might look more proportional buttoned at the lower button.
* Very tall men may need to use the lower button rather than the upper to keep the jacket from spreading out above their waist and exposing the trouser-front and belt buckle (looks unsightly with a buttoned jacket).

Three-button jackets :

Conventional method is to always button the middle button and to button the top button if desired, while always leaving the bottom button undone.

Fastening all three buttons at once looks stiff and should be avoided!

Double-Breasted Jackets :

Double-breasted jackets are almost always worn buttoned. It’s very unusual to unbutton one. Double-breasted jackets are described with the total number of buttons on the suit front followed by the number of working buttons — so a “six-on-four” jacket has six buttons but only four buttonholes.

Generally speaking you want to button all the buttons that have working buttonholes. If you plan to leave some buttons undone, it is most traditional to fasten the top button. However, men who prefer a longer line have been leaving the lowest button undone instead for quite a few years now, including members of the British royal family, so you’re probably safe either way."

Link : http://www.businessinsider.com/buttoning-a-suit-jacket-2014-4?IR=T 

Fungsional Kancing Jas Bagian Bawah Terbuka :

Melepas kancing paling ter-bawah itu berguna agar bentuk dari Jas tetap terlihat apik saat pemakainya bergerak (semisal ketika tangan dimasukkan dalam saku celana atau disaat Anda sedang posisi duduk).

Contoh Penampilan Tokoh Masyarakat Saat Mengenakan Jas :

Presiden Amerika Serikat, Obama, saat mengenakan Jas berkancing 2 (dua).

Perdana Menteri Britania Raya, David Cameron dan Presiden Amerika Serikat 'Barack Obama'
saat mengenakan Jas dua kancing

Link : https://www.google.com/search?q=cara+mengancingkan+jas&rlz=1C1PRFC_enID614ID615&espv=2&biw=1024&bih=667&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=bkvYVOawC-PFmwXmz4LQCQ&ved=0CAYQ_AUoAQ

Sejarah Etika Mengenakan Jas :

Mungkin banyak yang bertanya, kenapa etikanya button / kancing bagian bawah tidak ditutup atau dikancingkan. Hal itu bermula dari King Edward VII pada awal tahun 1900. King Edward VII memulai tren 'tidak mengancingkan button bagian bawah pada jas yang dikenakannya'. Hal ini cukup logis, karena King Edward bertubuh gemuk, sehingga beliau tidak bisa mengancing button bawah pada setiap pakaiannya (khususnya rompi dan jas). Kemudian orang-orang mulai mengikuti cara berpakaian King Edward sejak saat itu, dan menyebar ke seluruh eropa (saat itu Inggris masih memiliki kekuasaan dan pengaruh besar di seluruh dunia).

"He was regarded worldwide as an arbiter of men's fashions. He made wearing tweed, Homburg hats and Norfolk jackets fashionable, and popularised the wearing of black ties with dinner jackets, instead of white tie and tails. He pioneered the pressing of trouser legs from side to side in preference to the now normal front and back creases, and was thought to have introduced the stand-up turn-down shirt collar. A stickler for proper dress, he is said to have admonished the Prime Minister, Lord Salisbury, for wearing the trousers of an Elder Brother of Trinity House with a Privy Councillor's coat. Deep in an international crisis, the Prime Minister informed the Prince of Wales that it had been a dark morning, and that 'my mind must have been occupied by some subject of less importance.' The tradition of men not buttoning the bottom button of waistcoats is said to be linked to Edward, who supposedly left his undone because of his large girth. His waist measured 48 inches (122 cm) shortly before his coronation. He introduced the practice of eating roast beef, roast potatoes, horseradish sauce and yorkshire pudding on Sundays, which remains a staple British favourite for Sunday lunch."

Link : http://id.wikipedia.org/wiki/Edward_VII_dari_Britania_Raya
Link : http://www.oxforddnb.com/index/32/101032975/

Pemahaman, klaim dan himbauan yang salah dari orang-orang yang selalu mengutamakan opini pribadi dapat mengakibatkan kesalah-pahaman yang berlanjut kepada orang lain yang mendengar atau melihatnya. Meski tidak dimaksudkan untuk mengajak orang lain mempercayai secara langsung, tetapi ini sudah bagian dari dasar propaganda. Sangat fatal jika yang mempercayai adalah orang yang ternyata kurang memahami isi yang disampaikan, lalu membagi informasi ini kembali kepada orang lain di sekitarnya.

Baca juga berita hoax dari Rima News terkait Pesawat AirAsia beberapa waktu lalu :

http://blog.indonesianhoaxes.com/2015/01/berita-hoax-marinir-indonesia-temukan-kotak-hitam-air-asia-oleh-rima-news.html

CMIIW and typo
Sikapi dengan bijak, semoga bermanfaat.
Salam Internet Sehat!


Referensi :

Blog, Updated at: 11.59

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.